Kamis, 20 April 2017

Penerapan Catur Paramitha & Contoh Videonya




Catur Paramita


Catur paramita sebagai bentuk kearifan local bali merupakan 4 (empat) pedoman ajaran susila/etika dalam kehidupan  bermasyarakat.   Kata  Catur   Paramita,   berasal   dari   bahasa Sansekerta dimana kata catur” berarti empat danparamita” berarti sifat dan sikap utama, sehingga  Catur  Paramita  berarti  empat  macam  sifat  dan  sikap  utama  yang  patut  dijadikan landasan bersusila. Selain itu, Catur Paramita merupakan salah satu landasan atau pedoman untuk melaksanakan ajaran susila atau ethika dalam ajaran Agama Hindu (Sudirga.dkk, 2007). Secara sederhana Catur Paramita dapat dijabarkan sebagai berikut: 

Maitri  
Maitri berasal dari kata mitra yang berarti bersahabat, jadi maitri berarti senang mencari kawan dan bergaul. Maksudnya adalah setiap orang harus tahu menempatkan diri dalam masyarakat, ramah-tamah, serta menarik hati segala perilakunya sehingga menyenangkan orang lain  dalam  diri  pribadinya  (Sudirga.dkk,  2007).  Lebih  lanjut  Suhardana (2006)  menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan, mempunyai Atman yang merupakan sinar suci kebesaran Tuhan. Jadi manusia berasal dari sumber yang satu, karena itu sesungguhnya semua manusia itu bersaudara dan bersahabat. 

Karuna 
Karuna adalah perbuatan luhur atau belas kasihan terhadap orang yang menderita, maksudnya adalah selalu memupuk rasa kasih sayang terhadap semua mahluk. Bahkan harus bersedia  berkorban  demi  kebahagian  orang  lain  sebagai  penderitaannya  sendiri.  Dengan demikian rasa kasih sayang terhadap semua mahluk akan terpupuk (Sudirga.dkk, 2007).  

Mudita
Mudita artinya simpati atau turut merasakan baik kesusahan maupun kebahagiaan orang lain. Lebih lanjut, manusia akan terhindar dari rasa iri hati, dengki, dan benci apabila, mampu memiliki dan melasanakan sifat mudita. Hal ini menunjukkan bahwa mudita merupakan sikap solider terhadap sesama (Sudirga, 2007). Untuk dapat berbuat mudita, maka jangan melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan orang lain susah, atau jangan memiliki rasa iri hati kepada orang lain. Secara sederhana dapat dikatakan  bahwa untuk mendapatkan simpati, seseorang harus simpati terhadap orang lain pula.  

Upeksa 
Upeksa dapat juga dikatakan sebagai toleransi, mengalah demi keutuhan. Senantiasa mengalah demi kebaikan, walaupun tersinggung perasaan oleh orang lain, seorang yang upeksa tetap  tenang dan  selalu  berusaha membalas  kejahatan dengan  kebaikan  bisa  juga dimaksud dengan tahu mawas diri. Orang yang upeksa selalu waspada terhadap situasi yang dihadapi, namun bijaksana dalam menjaga keseimbangan lahir batin dan tidak mencampuri urusan orang lain. Untuk berbuat upeksa maka pantang menghina orang lain, memandang rendah orang lain, menindas orang lain, atau selalu dapat berusaha mengendalikan dorongan hawa nafsu jahat. 

Sehingga ajaran Catur Paramita patut kita upayakan realisasikan dalam hidup dan kehidupan ini. Dengan demikian diantara kita mahluk ciptaan-Nya dapat hidup berdampingan, serasi, selaras, harmonis dan damai. Ajaran Catur Paramita sebagai realisasi dari ajaran Tat Twam Asi patut dijadikan pedoman oleh setiap umat manusia untuk memujudkan kehidupan ini yang sempurna.

Berikut Contoh Video terkait ajaran Catur Paramitha :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar