Om Swastyastu, Om Avignam Astu namo sidham. Dalam Manawa Dharma Sastra, V.109 disebutkan : “Badan dibersihkan dengan air, pikiran
disucikan dengan kebenaran dan kejujuran (satya), atman dibersihan dengan ilmu
pengetahuan suci dan tapa brata, budhi disucikan dengan jnyana”.
Hari Suci Saraswati merupakan hari raya dimana umat Hindu memuja Tuhan sebagai sumber dan pencipta ilmu pengetahuan. Pemujaan Tuhan sebagai pencipta ilmu pengetahuan dimaksudkan sebagai tanda terimakasih dan memotivasi umat agar senantiasa mencari ilmu dengan niat suci. Oleh sebab itu hari raya Saraswati dinyatakan dalam Pustaka Hindu sebagai Hyang hyangning pangeweruh. Kata “Hyang dalam bahasa Jawa Kuna artinya suci. Kata. “pangeweruh” artinya ilmu pengetahuan.
Hari Suci Saraswati merupakan hari raya dimana umat Hindu memuja Tuhan sebagai sumber dan pencipta ilmu pengetahuan. Pemujaan Tuhan sebagai pencipta ilmu pengetahuan dimaksudkan sebagai tanda terimakasih dan memotivasi umat agar senantiasa mencari ilmu dengan niat suci. Oleh sebab itu hari raya Saraswati dinyatakan dalam Pustaka Hindu sebagai Hyang hyangning pangeweruh. Kata “Hyang dalam bahasa Jawa Kuna artinya suci. Kata. “pangeweruh” artinya ilmu pengetahuan.
Saraswati merupakan Saktinya Dewa Brahma (dalam
konteks mitologi, sakti diartikan istri). Sakti Sesungguhnya berarti kekuatan
yang terwujud dan kemampuan menguasai ilmu serta menerapkannya sampai ilmu itu
berguna untuk meningkatkan kualitas hidup. Karena itu pengertian sakti dalam Wrehasati Tattwa 14 dinyatakan sebagai
berikut: Sakti ngarania sangsarwa jnyana sarwa karta.
Maksudnya: Sakti namanya adalah mereka yang memiliki banyak ilmu dan banyak karya berdasarkan ilmu yang dimiliki. Dengan demikian Dewa Brahma adalah sinar suci Tuhan dalam wujud nyata spiritual Tuhan dalam menciptakan ilmu pengetahuan. Sedangkan Dewi Saraswati adalah aspek Tuhan dalam mewujudkan ilmu itu menjadi nyata di bumi Sehingga dapat didaya gunakan oleh manusia untuk dijadikan pegangan dalam membenahi hidupnya di bumi ini agar menjadi semakin baik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di jalan Tuhan.
Maksudnya: Sakti namanya adalah mereka yang memiliki banyak ilmu dan banyak karya berdasarkan ilmu yang dimiliki. Dengan demikian Dewa Brahma adalah sinar suci Tuhan dalam wujud nyata spiritual Tuhan dalam menciptakan ilmu pengetahuan. Sedangkan Dewi Saraswati adalah aspek Tuhan dalam mewujudkan ilmu itu menjadi nyata di bumi Sehingga dapat didaya gunakan oleh manusia untuk dijadikan pegangan dalam membenahi hidupnya di bumi ini agar menjadi semakin baik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di jalan Tuhan.
Kekawin Nitisastra IV, 19 ada dinyatakan bahwa ilmu
pengetahuan itu dapat menimbulkan kemabukan atau timira. Mabuk karena ilmu
pengetahuan disebut guna. Dalam Nitisastra tersebut dinyatakan bahwa barang
siapa yang tidak mabuk oleh Sapta Timira itu dialah orang disebut “Sang
Mahardika” atau orang yang merdeka dan dapat dijadikan “Pinandita”.
Dalam Pustaka Bhuwana Kosa VIII. 2-3 dinyatakan ada lima
jenis penyucian yaitu Patra Sauca,
Pertiwi Sauca, Jala Sauca, Bhasma Sauca dan Jnyana Sauca. Patra Sauca adalah penyucian dengan daun yang
mengandung klorofil. Pertiwi Sauca adalah tanah itu sebagai sumber penyucian.
Dengan kekuatan tanah berbagai kekotoran dapat dirubah menjadi sesuatu yang
berguna. Jala Sauca adalah penyucian
dengan air. Bhasma Sauca artinya
abu suci sebagai sarana untuk melambangkan penyucian diri. Abu suci itu dalam
tradisi agama Hindu Siwa Sidhanta adalah dilambangkan dengan sarana serbuk
cendana dengan sedikit air kunyit. Kata “bhasma” dalam bahasa Sansekerta
artinya abu suci. Dan Jnyana Sauca artinya penyucian dengan ilmu pengetahuan.
Menurut Pustaka Bhuwana Kosa penyucian dengan ilmu pengetahuan
inilah dinyatakan sebagai penyucian yang paling utama. Dalam Bhuwana Kosa
dinyatakan: anghing Jnyana Soca juga lewih saking soca kabeh, ya kita
aprameya phalanya….. Artinya Jnyana Soca inilah yang paling utama di antara
semua soca (penyucian) itu karena pahalanya tiada terhingga.
Dengan demiakian dapat kita petik maknanya bahwa dalam
menjalani kehidupan ini kita harus menyucikan pikiran dengan ilmu pengetahuan
yang dilandasi dengan bhakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu pengetahuan
merupakan penyucian yang paling utama di dalam menjalani kehidupan untuk
mencapai jagadhita di dunia seperti yang tertuang dalam veda. Kemudian ilmu pengetahuan hendaknya dipakai
dengan baik untuk membantu sesama sehingga tercipta kesejahteraan di dalam diri
dan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar